Afiksasi : pembentukan
verba
Verba berprefiks ber-
Bentuk dasar dalam pembentukan verba dengan prefiks ber-
dapat berupa
1.
Morfem
dasar terikat, misal bertempur, berkelahi dan berjuang.
Bentuk dasar yang berupa morfem dasar
terikat tempur, kelahi dan juang.
2.
Morfem
dasar bebas, seperti terdapat pada kata berladang, ternak dan kerja.
3.
Bentuk
turunan berprefik, seperti terdapat pada kata berpakaian ( bentuk dasarnya
pakaian )
Contoh: pakai+an
Ber+pakai+an = berpakaian
Disini prefiks ber- diimbuhkan pada
dasar terlebih dahulu sudah diberi afiks lain.
4. bentuk turunan dari reduplikasi, seperti
terdapat pada kata berlari-lari ( bentuk dasar lari-lari )
5.
bentuk turunan hasil komposisi, seperti terdapat pada kata berjual beli
( bentuk dasar jual beli ).
Makna gramatikal verba berprefiks ber – ‘memiliki, memunyai ‘
1.
Apabila
bentuk dasarnya memunyai komponen makna ( + benda ),( + umum ),( + milik ), dan
atau ( + bagian ).
Contoh : berayah, memunyai ayah
Bermesin, memunyai mesin
2.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘ memakai ‘ apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna ( + pakaian ) atau ( perhiasan )
Contoh : berkebaya, memakai kebaya
Berjilbab, memakai jilbab
3.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengendarai, menumpang’,atau
naik.apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna ( + kendaraan )
Contoh : bersepeda, mengendarai
sepeda
Berkuda, mengendarai kuda
Bentuk seperti berbemo, berbus dan
berangkot secara aktual memang belum lazim, tetapi secara gramatikal bentuk
tersebut diterima.
4.
Verba
berprefiks ber- memiliki gramatikal ‘berisi atau mengandung’.apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna ( + benda ),( + dalaman ), atau ( + kandungan
).
Contoh : beracun, mengandung racun.
5.
Verba
berprefiks bermakna ‘ mengeluarkan’.Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna ( + benda ),( +hasil ),(+ keluar )
Contoh : bertelur, mengeluarkan telur
Berdarah, mengeluarkan darah
6.
Verba
berprefiks ber- bermakna ‘mengusahakan’ atau ‘mengupayakan’. Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+ bidang usaha ).
Contoh : berladang, memgusahakan
ladang.
Bersawah, menguahakan sawah.
7.
Verba berprefiks ber- bermakna gramatikal ‘melakukan
kegiatan’. Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna ( + benda ),( +
kegiatan )
Contoh : berdebat, melakukan debat.
Bersenam, melakukan senam.
8.
Verba
berprefiks ber- bermakna gramatikal ‘mengalami’ atau ‘berada dalam keadaan’.
Contoh : bersenang, mengalami senang.
Berduka, mengalami duka.
9.
Verba
berprefiks ber- bermakna gramatikal ‘menyebut’ atau’menyapa’. Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna ( +kerabat ) dan ( + sapaan ).
Contoh : berabang, memanggil abang.
Berkakak, menyebut kakak.
10. Verba berprefiks ber- bermakna
gramatikal ‘kumpulan’ atau ‘kelompok’.
Contoh : berdua, kumpulan dari dua
orang.
Bertiga, kumpulan dari tiga orang.
Verba berklofiks dan
berkonfiks ber-an
Ø Proses verba berkonfiks ( ber +
muncul + an = bermunculan )
Ø Proses verba berklofiks ( pakai + an
= pakaian.ber + pakaian = berpakaian )
a. Verba berkonflik ber-an bermakna
gramatikal ‘banyak serta tidak teratur’.
Contoh
: berlarian, banyak yang berlari dan tidak teratur.
Bermunculan, banyak yang muncul dan tidak teratur.
b. Verba berkonflik ber-an bermakna
gramatikal ‘saling atau berbalasan’.
Contoh
: bermusuhan, saling memusuhi.
Bertangisan, saling menangis.
c. Verba berkonflik ber-an bermakna
gramatikal ‘saling berada di’
Contoh
: bersebelahan,saling berada di sebelah.
Bersebrangan, saling berada diseberang.
·
Bentuk
ber-an pada sebuah verba dapat berupa konfik mungkin juga klofik.
·
Hingga
saat ini verba berkonfiks ber-an jumlahnya tidak banyak.
·
Ada
sejumlah verba ber-an yang didalamnya peraturan ( terutama dalam ragam non baku
)ditinggalkan prefix bernya, antara lain ( ber ) pelukan dan ( ber ) tabrakan.
Kata-kata tersebut hanya dipakai ciuman, pelukan dan tabrakan ( artinya saling
).
d. Verba berklofiks ber-kan makna
gramatikal prefix ber- seperti sudah dijelaskan terlebih dahulu. Sedangkan
makna gramatikal sufiks –kan adalah ‘akan’.
Contoh
: bersenjatakan, menggunakan senjata akan ( bamboo runcing ).
Berisikan, memunyai isi akan ( cair ). Perlu dicatat kata ‘bermandikan’
berada karena kata bermandi tidak ada.( ber+mandi cahaya).
e. Verba bersufiks –kan digunakan dalam
kalimat.
1) Kalimat imperatif ( lemparkan bola
itu kesini )
2) Kalimat pasif ( rumah itu baru kami
dirikan )
3) Keterangan tambahan pada S atau O (
kami tinggal di daerah yang sudah mereka amankan)
Catatan:
hanya memberikan tambahan ( kan )
f.
Verba
bersufiks -kan bermakna gramatikal
‘jadikan’.
Contoh
: tenangkan artinya jadikan tenang.
Putuskan artinya jadikan putus.
g. Verba bersufiks -kan bermakna gramatikal ‘jadikan berada di’
Contoh
: pinggirkan artinya jadikan berada berada dipinggir.
Tepikan artinya jadikan berada di tepi.
h. Verba bersufiks –kan bermakna
gramatikal ‘lakukan akan’.
Contoh
: lemparkan artinya lakukan lempar akan.
Hindarkan artinya lakukan hinder akan.
i.
Verba
bersufiks –kan bermakna gramatikal ‘bawa masuk ke’
Contoh
: asramakan artinya bawa masuk ke asramah.
Gudangkan artinya bawa masuk ke gudang.
Verba bersufiks -i
digunakan dalam :
1) Kalimat imperatif ( Tanya )contoh :
tolong gulai the ini.
2)
Kalimat pasif. Contoh : kemarin dia sudah saya hubungi.
3) Keterangan tambahan. Contoh : desa
yang akan kami kunjungi berada dibalik bukit.
j.
Verba
bersufiks -i bermakna gramatikal ‘berulang kali’.
Contoh
: pukuli artinya berulang kali dipukul.
Lempari artinya berulang kali dilempar.
k. Verba bersufiks -I
bermakna gramatikal ‘tempat’.
Contoh
: duduki artinya duduk di…
Datangi artinya dating di…
l.
Verba
bersufiks -I bermakna gramatikal ‘merasa sesuatu pada’.
Contoh
: kasihi artinya merasa kasih pada.
Takuti artinya merasa takut pada.
m. Verba bersufiks -i
bermakna gramatikal ‘memberi atau membubuhi’.
Contoh
: garami artinya memmberi garam.
Airi artinya member air.
n. Verba bersufiks -i
bermakna gramatikal ‘jadikan atau sebabkan’.
Contoh
: lengkapi artinya jadikan lengkap.
Cukupi artinya jadikan cukup.
o. Verba bersufiks -i
bermakna gramatikal ‘lakukan pada’
p. Contoh : tulisi artinya lakukan tulis
pada.
Diami artinya lakukan diam pada.
Catatan
:
1) Bentuk sufiks -i
tidak dapat diimbuhkan pada bentuk dasar yang diakhiri dengan vocal i
atau diftong –ai.
2) Ada perbedaan verba bentuk -kan dan verba bentuk -i.
q. Verba b ersufiks -kan atau
-i bermakna idiomatical.
Contoh
: mengutarakan artinya menyatakan.
Mangatasi artinya menyelesaikan.
r. Berkenaan dengan dapat tidaknya
bersufiks -i dan sufiks
-kan akar dalam bahasa indonesi dapat dikelompokan atas :
a) Akar yang dapat diimbuhi sufiks -kan dan
-i.
-
tuliskan ( kan ) -
tulisi (i )
-
masukan ( kan ) -
masuki ( i )
b) Akar yang hanya dapat diberi
imbihan -kan tetapi tidak dapat diberi
imbuhan -i.
- anjurkan ( kan ) - anjur (i ) tidak bias
- lombakan
( kan ) - lomba (
i ) tidak bisa
c) Akar yang hanya dapat diberi
imbihan -i tetapi tidak dapat diberi imbuhan -kan.
-
taati ( i ) -
taat ( kan ) tidak bias
- patuhi (i
) -
patuh ( kan ) tidak bisa
Verba berprefiks per-
Veba
berprefiks per- dapatdigunakan dalam :
1) Kalimat imperatif. Contoh : persingkat bicaramu.
2) Kalimat pasif. Contoh : penjagaan
akan kami perketat nanti malam.
s. Verba berprefiks per- bermakna
gramatikal ‘jadikan lebih’
Contoh
: pertinggi artinya jadikan lebih tinggi.
Perlebar artinya jadikan lebih lebar.
t.
Verba
berprefiks per- bermakna gramatikal ‘anggap sebagai atau jadikan’
Contoh
: perbudak artinya anggap sebagai budak.
Peristri artinya jadikan istri.
u. Verba berprefiks per- bermakna
gramatikal ‘bagi’.
Contoh
: perdua artinya jadi dua.
Perlima artinya jadi lima.
Catatan
:disamping bermakna diatas prefiks per- dapat juga berarti ‘tiap-tiap atau
mulai’
Seperti :
perbulan artinya tiap-tiap bulan.
Verba berklofiks per –
kan
Dapat digunakan dalam
:
1)
Kalimat
imperatif. Contoh : persiapkan dulu bahan-bahannya.
2)
Kalimat
pasif. Contoh : anak itu akan kita pertemukan dengan orang tuanya.
3)
Keterangan
tambahan. Contoh : tariaan yang sudah mereka pertunjukan akan diulang-ulangi.
A.
Verba
berklofiks per – kan bermakna ‘jadikan
bahan per-an’.
Contoh : perdebatkan artinya jadikan
bahan perdebatan.
Pertanyakan artinya jadikan bahan pertanyaan.
B.
Verba
berklofiks per – kan bermakna ‘lakukan
supaya’.
Contoh : persamakan artinya lakukan
supaya sama.
Pertegaskan artinya lakukan supaya sama.
C.
Verba
berklofiks per – kan bermakna ‘jadikan
me_’.
Contoh : perdengarkan artinya jadikan
( orang lain ) mendengarkan.
Perhatikan artinya jadikan ( orang lain ) memperhatikan.
Afiksasi : pembentukan
kata benda ( nomina )
1)
Nomina
berprefiks ke- sejauh data yang ada hanya ada tiga buah kata, yaitu:
Ke + tua = ketua, makna yang dituai.
Ke + kasih = kekasih, makna yang
dikasihi.
Ke + hendak = kehendak, makna yang
dikehendaki.
2)
Nomina
berkonfiks ke – an bermakna ‘hal atau wilayah’.
Ada dua macam proses pembentukan
nomina dengan konfiks ke – an.
Pertama yang dibentuk lansung dari
bentuk dasar, baik dari akar tunggal maupun majemuk seperti pada kata kehutanan
dan keolahragaan. Kedua dibentuk dari akar tetapi melalui verba/ yang dibentuk
dari akar tersebut.seperti kata keberaniaan dan kata kesedihan.
Contoh : kehutanan makna hal hutan.
Keolahragaan makna hal olah raga.
Kelurahan makna wilayah lurah.
3)
Nomina
berprefiks pe- . ada dua pembentukan nomina dengan prefiks pe-.
I.
Yang
mengikuti kaidah persenggauan. Prefiks pe- dapat dibentuk pe – pem – pen – peng
dan – peny. Bentuk / alomorf pe – digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai
dengan fonem r, I, w, y, m, n, ny, dan ng.
Contoh
: perawat, perakit, perawaris, penanti dst.
II.
Yang
tidak mengikuti kaidah persenggauan. Nomina berprefiks pe- melalui proses
analogi. Contoh : pe + tinju = peninju ( benar )
Pe + tinju = petinju ( benar )
4)
Nomina
berkonfliks pe – an. Konfiks pe – an dalam pembentukan nomina memiliki enam
alomorf, yaitu pe – an, pem – an, pen – an, peny – an, peng – an dan penge –
an.
Contoh :- pe – rawat – an = perawatan - pe – kirim –
an = pengiriman
-Pe – bina – an = pembinaan - pe – cat –
an = pengecatan
-Pe – dengar – an = pendengaran
5)
Nomina
berprefik per – an
·
Perdagangan
( dari verba berdagang )
·
Pekerjaan
( dari verba berkerja )
·
Perkaretan
( dari bentuk dasar karet )
·
Perburuhan
( dari bentuk dasar buruh )
Makna
1. Hal ber – ( dasar )
–
pergerakan bermakna hal bergerak
– perselingkuhan bermakna hal berselingkuh
2. Hal tentang / masalah ( dasar )
– perekonomian artinya hal ekonomi
–
perkreditan artinya hal kredit
3. Daerah, wilayah, atau tempat
– pegunungan artinya daerah gunung
– pedalaman artinya daerah dalam
–pertokoan artinya daerah toko
Pe –
an per
– an
– penyatuan
- persatuan
– penemuan -
pertemuan
Nomina berprefiks – an me – ( dasar )
Contoh : tulisan, hasil dari menulis
Masakan, hasil dari memasak
1. Nomina bersufiks – an berarti ‘yang
di’
Contoh
: makanan, berarti yang dimakan
Bacaan, berarti yang dibaca
2. Nomina bersufiks – an berarti ‘alat
untuk’.
Contoh
: saringan,berarti alat untuk menyaring
Ayakan, berarti alat untuk mengayak
3. Nomina berprefiks – an berarti ‘
tempat’.
Contoh
: kubangan, berarti tempat berkubang
Pangkalan, berarti tempat mangkal
4. Nomina berprefiks – an berarti
‘ukuran / takaran’.
Contoh
: literan, artinya ukuran liter
Tahunan, artinya ukuran tahunan
5. Nomina berprefiks – an berarti
‘banyak / sudah’.
Contoh
: ubanan, artinya banyak uban
Kutuan, artinya banyak kutu
6. Nomina berprefiks – an berarti
‘keadaan’.
Contoh
: murahan, artinya keadaan murah
7. Nomina berprefiks – an berarti
‘lebih’.
Contoh
: tuaan, artinya lebih tua
Tinggian, artinya lebih tinggi
Afiksasi
: pembentukan ajektiva
1. Dasar ajektiva berprefiks pe-
Komponen
makna ( + sikap batin ) dan memberi makna gramatikal ‘yang memiliki sifat(dasar)’ misal, pemalu, pemarah,penakut
pengecut,pemberani.
2. Dasar ajektiva berprefiks se-
,sama
(dasar) dengan nomina yang mengikutinya’. Misalnya, sepintar A artinya sama
pintar A. secantik B artinya sama cantik B.
3. Dasar ajektiva bersufiks – an
‘lebih
(dasar) pada nomina yang mengikutinya’. Misalnya, pintaran A berarti lebih
pintar A. mahalan artinya lebih mahal.
4. Dasar ajektiva berprefiks ter-
‘paling
(dasar) ‘. Misalnya, tercantik artinya paling cantik.
Tertinggi
artinya paling tinggi.
5. Dasar ajektiva berkonfiks ke – an
‘agak
(dasar)’. Misalnya, kehitaman artinya agak hitam.
Kehijauan
artinya agak hijau.
6. Dasar ajektiva berklofiks me – kan
‘Menyebabkan
jadi (dasar)’. Misalnya, memalukan artinya menyebabkan malu.
Memiluka
artinya menyebabkan pilu.
7. Dasar ajektiva berklofiks me – i
‘merasa
(dasar) pada’. Misalnya, mencintai artinya merasa cinta pada.
Mengasihi
artinya merasa kasih pada.
Komposisi
Komposisi adalah proses penggabungan
dasar dengan dasar ( biasanya berupa akar maupun bentuk berimbuhan ) untuk
mewadahi suatu “ konsep “ yang belum tertampung dalam sebuah kata. Seperti
dalam kehidupan kita banyak sekali, sedangkan jumlah kata terbatas. Oleh karena
itu ,proses komposisi ini dalam bahasaindonesia merupakan satu mekanisme yang
cukup pentingdalam pembentukan dan pengayaan kosakata. Misalnya, dalam bahasa
Indonesia kita sudah punya kata bukit untuk mengacu pada konsep “
gunung kecil “, tetapi dalam kehidupan nyata
kita punya juga “ bukit kecil “, maka konsep “ bukit kecil “ itu kita wadahi dengan
gabungan anak bukit.
Contoh
lain lagi, bahasa Indonesia memiliki kata rumah untuk mewadahi “bangunan tempat
tinggal “, namun , dalam kehidupan kita ada konsep ‘ bangunan tempat
menggadaikan “, maka terbentuklah komposisi rumah gadai, ada konsep “ konsep
bangunan tempat mengobati orang sakit”, maka terbentuklah komposisi rumah
sakit, dan ada konsep “ bangunan tempat makan “, maka terbentulah komposisi
rumah makan. Sebaliknya, konsep mengenai “ bangunan tempat tinggal binatang “,punya
satu kata tunggal yaitu kandang.
Komposisi dalam peristilahan
Komposisi Alisjahbana, 1953 menggunakan istilah
kata majemuk ( gabungan dua buah kata atau lebih yang memiliki makna baru ).
Misal, bentuk kumis kucing dalam arti “ sejenis tanaman
yang… “ adalah sebuah kata majemuk, tetapi kumis kucing dalam arti “ kumis dari
seekor kucing “ bukanlah kata majemuk. Begitu juga bentuk tangan panjang dalam
arti ‘pencuri’, membanting tulang dalam arti ‘bekerja keras’ dan meja hijau
dalam arti ‘pengadilan’ adalah kata majemuk.
Misal, kumis kucing kata majemuk : makna baru
Kumis kucing bukan kata majemuk : tidak
sebenarnya
Fokker (1951) menggunakan istilah kelompok kata,
yang dibedakannya atas kelompok longgar dan kelompok erat.
Misal, rumah sakit kelompok longgar : tidak
menimbulkan makna baru
Rumah
sakit kelompok erat (kata majemuk): menimbulkan makna baru
C.A.Mees (1957) menggunakan istilah kata majemuk
untuk komposisi, yang bermakna idiomatical dan aneksi untuk komposisi yang
bukan bermakna idiomatical.
Sepert, lukisan yusuf memiliki makna ‘lukisan milik
yusuf’ atau ‘lukisan buatan yusuf’. Jadi C.A.Mees menggunakan istilah kata
majemuk untuk komposisiyang bermakna idiomatik, dan aneksi untuk komposisi yang
bukan bermakna adiomatik.
Kridalaksana (1989) menggunakan istilah komposisi
sama dengan pemajemukan, yaitu prose penggabungan dua leksem atau lebih yang
membentuk kata.
semantik
Aspek komposisi
dilihat dari usaha untuk menampung konsep-konsep
ini dapat dibedakan adanya lima macam komposisi.
1. Komposisi sedrajat ( koordinatif
) misalnya, kaya miskin ( kaya dan miskin ), sawah lading ( sawah dan lading ).
2. Komposisi tidak sedrajat (
subordinatif ) dalam komposisi ini unsur pertama merupakan unsur utama dan
unsure kedua merupakan unsure penjelas. Masalnya, sate ayam bermakna ‘sate yang
terbuat dari ayam’. Sate Madura bermakna ‘sate yang berasal dari Madura’.
3. Komposisi yang menghasilkan
istilah, yakni yang maknanya sudah pasti,sudah tertentu, meskipun bebas dari
konteks kalimatnya, karena sebagai istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu
atau kegiatan tertentu. Seperti, tolak peluru, morfem bebas, buku ajar, wali
hakim.
4. Komposisi pembentuk idiom, yakni
penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna idiomatik. Misalnya,
penggabungan meja dengan dasar hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau
dengan makna ‘pengadilan’. Memeras keringat ‘bekerja keras’, membanting tulang
‘bekerja keras dan bau kencur ‘masih anak-anak.
5. Komposisi yang menghasilkan nama,
yakni yang mengacu pada sebuah maujud dlam dunia nyata. Missal, griya mataram,
stasiun gambir,dan selat sunda.
Pengembangan
komposisi
Maksud utama pembentukan komposisi adalah untuk
mewadahi konsep-konsep yang ada dalam hehidupan nyata tetapi belum ada
kosakatanya dalam bentuk tunggal. Pada tahap pertama tentunya komposisi baru
berupa penggabungan dua buah dasar, seperti dasar kereta dengan dasar api
menjdi komposisikereta api. Namun, kemudian akibat perkembangan teknologi dan
budaya kereta api dapat digabungkan lagi dengan dasar ekspres sehingga menjadi
kereta api ekspres.bisa ditambah lagi dengan malam, jadi kereta api ekspres
malam dapat digabung lagi dengan luar biasa menjadi kereta api ekspres malam
luar biasa.
Komposisi
nominal
Komposisi nominal adalah komposisi yang pada satuan
klausa berkategori nomina. Misalnya kakek nenek dan baju baru pada kedua
kalimat berikut :
-
Kakek nenek pergi berlebaran.
-
Mereka memakai baju baru.
Komposisi nomina dapat dibentuk dari dasar :
a.
Nomina + nomina, seperti kakek nenek, meja kayu.
b.
Nomina + verba, seperti meja makan, ruang tunggu.
c.
Nomina + ajektifa, seperti mobil kecil, meja hijau.
d.
Adverbia + nomina, seperti bukan uang, banyak
buaya.
Konversi
Konversi lazim juga disebut derivasi zero, transmutasi atau
transposisi adalah proses pembentukan kata dari sebuah dasar berkategori
tertentu menjadi kata berkategori lain, tanpa mengubah bentuk fisik dari dasar
itu.
1.
Petani
membawa cangkul ke sawah.
2.
Cangkul
dulu tanah itu, baru ditanami.
Misalnya, kata cangkul dalam kalimat (1) adalah berkategori
nomina, tetapi pada kalimat (2) adalah berkategori verba.
Kata cangkul disamping memiliki komponen makna(+ bendaan) juga memiliki komponen makna (+ alat)
dan (+ tindakan). Komponen makna (+ tindakan) inilah yang menyebabkan kata
cangkul itu dalam kalimat imperative menjadi berkategori verba.
Kata-kata yang memiliki makna (+ tindakan) adalah kunci,
kikir, gergaji rantai, tutup, kail, pancing, silet, amplas, sikat, pacul,
kupas,ketam, kapak, serut, borgol.
Akronimisasi
Akronimisasi adalah proses pembentukan sebuah kata dengan
cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah kontruksi lebih
dari sebuah kata.proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim.
Jadi, sebetulnya akronim adalah juga sebuah singkatan, namun yang
“diperlakukan” sebagai sebuah kataatau sebuah butir leksikal. Misalnya, kata
pilkada yang berasal dari pemilihan kepala daerah, kata jabotabek yang berasal
dari Jakarta, bogor, tangerang, bekasi.
Aturan atau kaidah pembentukan akronim
1.
Pengambilan
huruf-huruf pertama dari kata-kata yamg membentuk konsep itu. Misalnya,
-
IKIP :
institut keguruan dan ilmu pendidikan
-
ABRI :
angkatan bersenjata indonesia
2.
Pengambilan
suku kata pertama dari semua kata yang membentuk konsep itu. Misalnya,
-
Balita : bawah lima tahun
-
Puskesmas : pusat kesehatan masyarakat
3.
Pengambilan
suku kata pertama ditambah dengan huruf pertama dari suku kata kedua ddari
setiap kata yang membentuk konsep itu. Misalnya,
-
Warteg : warung tegal
-
Sulsel : Sulawesi selatan
4.
Pengambilan suku kata yang dominan dari setiap
kata yang mewadahi konsep itu. Misalnya,
-
Juklak : petunjuk pelaksanaan
-
Tilang : bukti pelanggaran
5.
Pengambilan
suku kata tertentu disertai dengan modifikasi yang tampak tidak beraturan ;
namun, masih dengan memperhatikan “keindahan” bunyi. Misalnya,
-
Pilkada : pilihan kepala daerah
-
Kloter : kelompok kerja
6.
Pengambilan
unsure-unsur kata yang mewadahi konsep itu, tetapi sukar disebutkan
keteraturannya termasuk diseni. Misalnya,
-
Sinetron : sinema elektronik
-
Satpam : satuan pengaman
Daftar pustaka
Chaer, abdul.2008.morfologi bahasa Indonesia : pendekatan
poses.jakarta : rineka cipta.
Alisjahbana , S.Takdir.1951.tata bahasa baru nahasa
Indonesia.jilid 1 dan 2.djakarta : pustaka rakyat NV.
Dardjowidjojo, soenjono. 1983. Beberapa aspek linguistic
bahasa Indonesia. Jakarta : djambatan.
Fokker, A.A. 1951. Inleiding
tot de studie van de indonesische syntaxis. Groningen : JB wolters.
Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas kata dalam bahasa
Indonesia. Jakarta : Gramedia.
Simatupang, D.S. 1983. Reduplikasi morfemis bahasa. Jakarta :
Djambatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar